25 Jan 2021

Deretan Saham Apik di Tengah Memudarnya January Effect

News 364 views
Jakarta, CNN Indonesia -- 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,04 persen dari 6.373 menjadi 6.307 pada perdagangan pekan lalu. Padahal, dana asing Rp746,757 miliar tercatat masih masuk ke pasar saham.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan aksi beli asing tidak mampu menyelamatkan indeks karena IHSG tak lagi ditopang oleh pelaku asing. Ia menyebut indeks tertekan karena investor dalam negeri 'kompak' melego saham baik itu untuk mengambil untung (profit taking) atau meminimalisir kerugian (cut loss).

Ia menilai koreksi bersifat wajar karena kenaikan pada Januari ini sudah lumayan signifikan. Untuk diketahui, pada penutupan 2020, indeks ditutup di level 5.979.

Namun, indeks berbalik melejit ke level 6.504 pada pertengahan Januari lalu.

"Indeks dari awal tahun ini sudah kencang naiknya, dari 5.900-an dan sempat ke 6.500. Itu jadi sebab banyak retail lokal yang profit taking, sebagian ada yang cut loss juga," jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (25/1).

Untuk pekan terakhir Januari, meski January Effect mulai memudar, namun ia mengaku melihat peluang kenaikan jika diikuti oleh sentimen pemberitaan positif dari dalam negeri. Namun, jika sepi sentimen ia memproyeksikan koreksi tidak akan signifikan.

Proyeksinya, indeks hanya turun ke kisaran level 6.100-6.200.

Dia berharap indeks bisa bertahan di level tersebut. Pasalnya jika menembus level support, ia khawatir IHSG bisa kembali bablas ke level di bawah 6.000.

Ia menyebut salah satu sentimen penopang indeks pada pekan ini adalah rilis laporan keuangan (lapkeu) emiten untuk kinerja kuartal IV 2020 dan laporan tahunan.

Normalnya, pada Januari jarang ada emiten yang menebar lapkeu. Biasanya rilis mulai dilakukan pada Februari dan Maret.

Tapi, selama pandemi covid-19 BEI memberikan kelonggaran kepada emiten untuk melaporkan kinerjanya hingga April mendatang.



Material Download
Helpdesk
021 5227674 sekretariat.himdasun@gmail.com