Market Brief
Pasar surat utang Indonesia berdenominasi Rupiah bergerak sideways pada perdagangan kemarin, dimana yield SUN bergerak dalam rentang yang terbatas pada kisaran 1–3 basis poin (bp) di seluruh tenor. Yield SUN tenor 10 tahun naik tipis 1 bp ke level 6,91%. Nilai tukar Rupiah menguat ke level IDR16.529/USD kemarin, dari posisi penutupan hari sebelumnya di level IDR16.562/USD. Aktivitas perdagangan di pasar surat berharga negara (SBN) melambat, dimana total nilai transaksi secara outright tercatat sebesar IDR21,2 triliun kemarin, turun dari IDR29,3 triliun pada hari sebelumnya. Sementara itu, volume perdagangan obligasi korporasi tercatat sebesar IDR2,3 triliun. Yield obligasi Pemerintah Indonesia berdenominasi USD meningkat kemarin, dimana yield Indo-30, Indo-35, dan Indo-54 ditutup masing-masing di level 4,86% (+5 bp), 5,45% (+4 bp) dan 5,83% (+5 bp).
Yield U.S. Treasury turun pada perdagangan semalam, seiring adanya beberapa rilis data ekonomi terbaru yang mengindikasikan pelemahan aktivitas ekonomi dan meredanya tekanan inflasi. Yield obligasi Pemerintah AS tenor 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun masing-masing turun ke level 3,96% (-9 bp), 4,06% (-11 bp), 4,43% (-11 bp), dan 4,89% (-8 bp). Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) bulan April tercatat -0,5% secara bulanan (MoM) dan 2,4% secara tahunan (YoY), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat -0,4% MoM dan 2,7% YoY, serta di bawah ekspektasi konsensus sebesar 0,2% MoM dan 2,6% YoY. PPI inti (core PPI) juga tercatat turun lebih dalam dari perkiraan, yaitu sebesar -0,4% MoM dibandingkan konsensus -0,1% MoM, sementara secara tahunan PPI inti turun menjadi 3,1% YoY dari sebelumnya 3,3%, sejalan dengan ekspektasi pasar. Dari sisi konsumsi, penjualan ritel bulan April naik sebesar 0,1% MoM, sesuai ekspektasi namun melambat signifikan dibandingkan angka revisi bulan Maret yang sebesar 1,7% MoM. Beberapa data tersebut memperkuat ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter AS yang lebih akomodatif ke depan. Berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed meningkat, dengan ekspektasi pemangkasan dua kali pada tahun 2025—masing-masing pada bulan September dan Desember. Sejalan dengan pergerakan di pasar obligasi AS, yield obligasi Eropa juga mengalami penurunan, dimana yield obligasi pemerintah Jerman, Inggris, dan Prancis tenor 10 tahun masing-masing turun ke level 2,62% (-8 bp), 4,66% (-5 bp), dan 3,38% (-9 bp).
Pasar surat utang Indonesia berpotensi memperoleh momentum positif dari penguatan pasar obligasi global, seiring meningkatnya ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed. Namun demikian, ruang penurunan yield secara signifikan kemungkinan akan dapat dibatasi oleh sikap wait-and-see investor menjelang lelang SUN pekan depan.
Fixed Income News
• PEFINDO menegaskan peringkat idAA untuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan prospek stabil.
• PEFINDO menaikkan peringkat PT Patra Jasa dari idA+ menjadi idAA dengan prospek stabil.
Best Regards,
Bahana Sekuritas Fixed Income Research
