Market Brief
Yield obligasi Pemerintah berdenominasi Rupiah bergerak variatif pada perdagangan kemarin, dimana yield SUN bergerak dalam rentang 1–5 basis poin (bp) di seluruh tenor. Yield SUN tenor 10 tahun naik 2 bp dan ditutup di level 6,99%. Sementara itu, nilai tukar Rupiah melemah ke level IDR16.860/USD kemarin, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya di level IDR16.807/USD. Volume transaksi Surat Berharga Negara (SBN) secara outright tercatat sebesar IDR29,4 triliun, meningkat dari IDR15,6 triliun pada hari sebelumnya, seiring suksesnya lelang SUN. Di sisi lain, volume transaksi obligasi korporasi tercatat sebesar IDR2,6 triliun. Sementara itu, yield obligasi Pemerintah berdenominasi USD mengalami kenaikan, dimana yield Indo-30, Indo-35, dan Indo-54 masing-masing ditutup di level 4,89% (+1 bp), 5,60% (+3 bp), dan 5,98% (+2 bp).
Yield U.S. Treasury bergerak variatif dalam rentang yang terbatas pada perdagangan semalam. Yield obligasi Pemerintah AS tenor 2 tahun dan 5 tahun masing-masing naik ke level 3,82% (+6 bp) dan 3,99% (+2 bp), sementara yield tenor 10 tahun dan 30 tahun turun ke level 4,40% (-1 bp) dan 4,88% (-2 bp). Kenaikan yield tenor pendek ini mencerminkan kehati-hatian investor di tengah minimnya rilis data ekonomi serta lemahnya permintaan pada lelang obligasi U.S. Treasury tenor 2 tahun senilai USD69 miliar, yang hanya mencatat bid-to-cover ratio sebesar 2,52x—lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya sebesar 2,66x. Di sisi lain, penurunan yield tenor panjang merupakan pembalikan arah dari perdagangan hari Senin, seiring adanya pernyataan dovish dari Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, yang menyatakan bahwa inflasi diperkirakan tidak akan jauh melebihi target 2%, serta menegaskan bahwa dinamika inflasi akan menjadi panduan utama dalam arah kebijakan moneter ke depan. Sementara itu, yield obligasi pemerintah Eropa turun pada perdagangan semalam di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan tarif dari AS dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Yield obligasi Pemerintah Jerman, Inggris, dan Prancis tenor 10 tahun masing-masing ditutup di level 2,44% (-3 bp), 4,55% (-2 bp), dan 3,21% (-3 bp).
Yield obligasi di pasar surat utang Indonesia diperkirakan masih akan bergerak sideways dalam jangka pendek seiring masih variatifnya sentimen global. Tren yield yang rendah diperkirakan akan tetap bertahan, didukung oleh tingginya minat investor terhadap pasar surat utang domestik. Hal ini tercermin dari tingginya partisipasi dalam lelang SUN kemarin, dimana total penawaran investor mencapai IDR77,5 triliun—jauh melampaui total penawaran pada lelang sebelumnya yang sebesar IDR61,8 triliun. Sementara itu, pelaku pasar diperkirakan juga akan mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini, di mana konsensus pasar memperkirakan suku bunga acuan akan tetap dipertahankan di level 5,75%.
Fixed Income News
• Pemerintah menerbitkan SUN senilai IDR28,0 triliun melalui lelang SUN kemarin, diatas target indikatifnya yang sebesar IDR26,0 triliun.
• PEFINDO menetapkan peringkat idA untuk rencana penerbitan Obligasi III PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) senilai maksimum sebesar Rp1,7 triliun.
Best Regards,
Bahana Sekuritas Fixed Income Research