Februari 3, 2025

Kebijakan Trump Guncang Rupiah, Investor Ramai-Ramai Lego SBN

03 February 2025 11:42

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) begitu pula Surat Berharga Negara (SBN) yang diobral investor khususnya setelah Presiden AS, Donald Trump menandatangani perintah soal tarif dagang.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah tergelincir 0,98% pada hari ini (03/02/2025) pukul 11:15 WIB di angka Rp16.455/US$. Depresiasi ini telah terjadi selama tiga hari beruntun atau sejak 30 Januari 2025.

Posisi ini juga merupakan yang terparah sejak pandemi Covid-19 atau sekitar lima tahun terakhir.

Tidak sampai disitu, tekanan yang terjadi pada rupiah diikuti dengan aksi jual investor dari pasar SBN baik tenor lima dan 10 tahun.

Pantaun CNBC Indonesia menunjukkan bahwa imbal hasil SBN tenor lima tahun saat ini berada di angka 6,876% atau naik 0,031 poin persentase (3,1 basis poin) dibandingkan Jumat lalu (31/01/2025).

Begitu pula dengan imbal hasil SBN tenor 10 tahun saat ini juga melesat 0,114 poin persentase (11,4 basis poin) dan berada di posisi 7,098%.

Jika hal ini terus dibiarkan, maka hingga akhir pekan ini, besar kemungkinan akumulasi jual oleh investor khususnya investor asing dari pasar SBN akan cukup besar.

Sebagai informasi, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield naik berarti harga obligasi turun, hal ini menunjukkan investor yang kembali menjual SBN.

Penyebab Terpuruknya Rupiah & SBN

Trump menjadi salah satu faktor utama tertekannya rupiah dan melesatnya imbal hasil SBN RI. Trump akhirnya menerapkan kenaikan tarif impor yang telah lama direncanakannya atas barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Tarif tersebut diharapkan mulai berlaku pada Selasa, 4 Februari 2025.

Sebelumnya, pada Sabtu (01/02/2025), Trump menandatangani perintah yang mengenakan tarif sebesar 25% atas impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk sebesar 10% atas produk China.

Sementara itu, sumber daya energi dari Kanada akan menerima tarif sebesar 10%. Sebagai catatan, nilai perdagangan AS dan tiga negara ini mencapai total US$ 1,6 triliun per tahun.

Trump telah lama mempromosikan tarif sebagai cara untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik dengan mitra dagang AS. Dia pun menegaskan kebijakan ini dilakukan demi melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing, dan mendapatkan pendapatan.

Di Ruang Oval pada wawancara pada Jumat, Trump mengatakan keputusannya untuk mengenakan tarif pada barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China adalah “murni ekonomi”. Namun, para ekonom khawatir hal ini dapat ‘menyalakan’ kembali inflasi pada saat tampaknya tekanan harga mulai mereda.

CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)

Berita Lainnya

Nantikan Data Cadev RI, Dolar Turun Tipis ke Rp16.320

Februari 7, 2025

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian data dari Bank Indonesia (BI) perihal […]

Pertumbuhan Ekonomi RI Lesu, Bankir Ungkap Dampaknya Ke Bisnis Bank

Februari 7, 2025

Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi RI selama 2024 sebesar 5,03%, lebih rendah dari tahun […]

Berita Lainnya

Nantikan Data Cadev RI, Dolar Turun Tipis ke Rp16.320

Februari 7, 2025

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian data dari Bank Indonesia (BI) perihal […]

Pertumbuhan Ekonomi RI Lesu, Bankir Ungkap Dampaknya Ke Bisnis Bank

Februari 7, 2025

Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi RI selama 2024 sebesar 5,03%, lebih rendah dari tahun […]

Scroll to Top