Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak turun dalam perdagangan Asia pada awal pekan ini, dipicu oleh tekanan ekonomi global dan potensi kenaikan suku bunga The Fed.Mengutip Reuters, Senin (3/7), kontrak berjangka minyak mentah Brent turun 20 sen, atau 0,3 persen, menjadi US$75,21 per barel pada pukul 00:44 GMT setelah naik 0,8 persen pada Jumat kemarin.Minyak mentah West Texas Intermediate Amerika Serikat berada di US$70,41 per barel, turun 23 sen, atau 0,3 persen, setelah ditutup 1,1 persen lebih tinggi pada sesi sebelumnya.Brent menurun hingga akhir Juni, sementara WTI mencatat penurunan kuartalan kedua ketika dua ekonomi teratas di dunia, Amerika Serikat dan China, melambat pada kuartal kedua.Ketakutan akan perlambatan lebih lanjut yang merugikan permintaan bahan bakar semakin meningkat setelah data pada hari Jumat menunjukkan inflasi Amerika Serikat masih melampaui target 2 persen bank sentral dan memicu harapan akan kenaikan suku bunga.”Komentar yang keras terhadap suku bunga terus meningkatkan kekhawatiran terhadap prospek permintaan yang memberatkan harga,” kata analis National Australia Bank dalam sebuah catatan.Kenaikan suku bunga dapat menguatkan nilai tukar dolar AS, membuat komoditas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, dan juga menurunkan permintaan minyak.Caixin akan merilis survei PMI manufaktur sektor swasta bulanan untuk China pada Juni yang diperkirakan akan sedikit turun dari Mei.Ekonom dan analis telah menurunkan perkiraan harga Brent rata-rata menjadi US$83,03 per barel pada 2023, menurut jajak pendapat minyak Reuters pada Juni.Meskipun demikian, beberapa analis memperkirakan pasokan akan ketat dan mendorong kenaikan harga di paruh kedua setelah eksportir terbesar, Arab Saudi, berjanji untuk memangkas produksi tambahan sebesar 1 juta barel per hari pada Juli, sementara Amerika Serikat secara bertahap mengisi kembali Cadangan Minyak Strategisnya.”Kami terus melihat potensi kenaikan dari tingkat saat ini karena pasar diperkirakan akan bergerak menjadi defisit pada paruh kedua 2023,” kata analis NAB.
