Oktober 12, 2022

IMF Proyeksi Ekonomi Global hanya Tumbuh 2,7 Persen di 2023

Jakarta, CNN Indonesia — Laporan World Economic Outlook (WEO) terbaru menyatakan Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi global hanya mencapai 2,7 persen pada 2023.Angka ini turun dibanding perkiraan pertumbuhan ekonomi global di tahun ini, yakni 3,2 persen.”Ini adalah profil pertumbuhan terlemah sejak 2001 kecuali untuk krisis keuangan global dan fase akut pandemi covid-19 dan mencerminkan perlambatan signifikan bagi ekonomi terbesar,” tulis laporan tersebut, mengutip Antara, Rabu (12/10).Laporan itu menyatakan ekonomi global mengalami sejumlah tantangan yang bergejolak karena lonjakan inflasi di sejumlah negara, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, konflik Rusia-Ukraina, dan pandemi covid-19 yang berkepanjangan.Kontraksi dalam produk domestik bruto (PDB) riil yang berlangsung setidaknya selama dua kuartal berturut-turut juga terlihat di beberapa titik selama 2022-2023. Kontraksi terjadi sekitar 43 persen.Laporan WEO juga mencatat meski pengetatan moneter telah dilakukan oleh beberapa negara, lonjakan inflasi masih belum bisa diantisipasi. Sebab, lonjakan harga energi dan pangan masih bisa melambungkan inflasi.Selain itu, pengetatan global dalam kondisi pembiayaan pun dapat memicu tekanan utang pasar negara berkembang yang meluas.”Risiko kesalahan kalibrasi kebijakan moneter, fiskal, atau keuangan telah meningkat tajam pada saat ketidakpastian tinggi dan kerentanan yang meningkat,” kata kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas pada konferensi pers di Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia 2022.Gourinchas juga mengatakan lonjakan inflasi dan kerentanan keuangan pun dibayangi oleh penguatan dolar AS. Hal ini, bisa membuat inflasi lebih persisten, terutama jika pasar tenaga kerja tetap sangat ketat.Oleh karena itu, IMF berpendapat pengetatan moneter dari bank-bank sentral harus tetap dilakukan demi menjinakkan inflasi.”Kredibilitas bank sentral yang diperoleh dengan susah payah dapat dirusak jika mereka salah menilai lagi kegigihan inflasi yang membandel. Ini akan terbukti jauh lebih merusak stabilitas ekonomi makro di masa depan,” imbuh Gourinchas.Ia menambahkan kebijakan fiskal tidak boleh bersilangan dengan upaya otoritas moneter untuk menurunkan inflasi.”Melakukan hal itu hanya akan memperpanjang inflasi dan dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan yang serius, seperti yang diilustrasikan oleh peristiwa baru-baru ini,” tandasnya.

Berita Lainnya

IHSG Menyala, 4 Bank Raksasa Ini Jadi Pemicunya

Maret 26, 2025

Jakarta, CNBC Indonesia – Perdagangan saham tersisa dua hari perdagangan sebelum tiba libur panjang lebaran yang mencapai satu minggu lebih. Menjelang […]

BNIS Fixed Income Daily Report of March 26, 2025

Maret 26, 2025

Bond Market Review (Tuesday,03/25) The downward trend in Government Bond (SUN) prices continued during yesterday’s trading session. According to data […]

Berita Lainnya

IHSG Menyala, 4 Bank Raksasa Ini Jadi Pemicunya

Maret 26, 2025

Jakarta, CNBC Indonesia – Perdagangan saham tersisa dua hari perdagangan sebelum tiba libur panjang lebaran yang mencapai satu minggu lebih. Menjelang […]

BNIS Fixed Income Daily Report of March 26, 2025

Maret 26, 2025

Bond Market Review (Tuesday,03/25) The downward trend in Government Bond (SUN) prices continued during yesterday’s trading session. According to data […]

Scroll to Top