Jakarta – Para ahli menilai ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal II tercatat yang paling terburuk. Pengumuman pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam akan dilakukan pada Kamis (30/7) waktu setempat oleh The Bureau of Economic Analysis (BEA).Hasil survei oleh memperkirakan perekonomian AS selama April hingga Juni alias kuartal II turun sebesar 34,1% (yoy). Proyeksi tersebut tercatat sebagai pertumbuhan ekonomi yang paling buruk sepanjang sejarah BEA mengumumkan serta mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi sejak 1947.Bahkan penurunan ekonomi AS pada kuartal II tahun ini tercatat empat kali lebih buruk dibandingkan penurunan saat krisis keuangan 2007-2009. Angka-angka itu juga mengkonfirmasi Amerika berada dalam resesi, seperti yang disampaikan para ahli beberapa waktu lalu.Pemulihan ekonomi AS juga dinilai rapuh. Sebab mulai dari April banyak kegiatan atau aktivitas yang dibatasi karena pandemi Corona. Tidak ada bisnis mulai dari yang kecil hingga perusahaan multinasional yang terbebas dampak COVID-19.Meski begitu, para ekonom memperkirakan ekonomi AS mulai bangkit pada kuartal III-2020. Misalnya Federal Reserve Bank of New York yang memperkirakan ekonomi AS tumbuh 13,3% di Juli hingga September.Wakil Kepala Ekonom di BMO, Michael Gregory mengatakan pemulihan ekonomi AS harus dilakukan secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Ekonomi AS yang bergantung pada tingkat konsumsi sehingga diharapkan banyak orang kembali bekerja.Namun kasus penyebaran COVID-19 yang masih meningkat di seluruh negara juga akan mempengaruhi pemulihan ekonomi AS. Karena beberapa pekerja masih takut untuk menjalankan aktivitasnya, ditambah lagi anggaran bantuan sosial pemerintah AS sudah hampir habisPara ekonomi menilai butuh waktu bertahun-tahun perekonomian AS kembali seperti sebelum terdampak Corona. Laporan dari Fitch Rating menyebutkan efek resesi karena Corona akan terasa selama bertahun-tahun yang akan datang, bahkan pada 2025 masih lebih rendah dari 3%.