Mei 16, 2017

Strategi Penerbitan SUN

Pada akhir
kuartal I-2017 lalu, pemerintah membatasi penerbitan Surat Utang Negara (SUN).
Sebab total penerbitan SUN telah mencapai Rp 265,77 triliun. Jumlah tersebut
setara dengan 38,71% dari target bruto penerbitan SUN sepanjang tahun 2017
yakni senilai Rp 684,8 triliun.

Menurut
riset Anton Hendranata, Chief Economist
Treasury & Capital Markets Division Bank Danamon Indonesia yang diliris
17 April 2017, hingga lelang lelang terakhir pada Selasa (18/4) total
penerbitan SUN mencapai Rp 290,7 triliun selama tiga tahun atau setara 42,45%
dari target yang ingin dicapai dalam tiga tahun terakhir yaitu hingga 45%

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra
menyatakan, pencapaian tersebut melebihi target yang ditetapkan pemerintah
yakni 28,12% pada kuartal I-2017. “Jadi, target pemerintah tahun ini yang
menyusut, bukan pencapaiannya yang kurang baik,” kata I Made Adi Saputra

Menurut I
Made Adi Saputra, terdapat empat alasan mengapa pencapaian tersebut melebihi
target yang ditetapkan pemerintah yakni 28,12% pada kuartal I-2017. Alasan
pertama, pemerintah sedang mempertimbangkan kemampuan penyerapan anggaran yang
tidak membebani bunga. Kedua, menjaga stabilitas secondary market dari yield dan jumlah tawaran yang
dimenangkan saat lelang. Ketiga, salah satu faktor eksternal yaitu
mengantisipasi kenaikan suku bunga global. Keempat adalah pemerintah yang
cenderung meningkatkan pendapatan dalam negeri khususnya melalui tax amnesty.

Pandangan
terhadap alasan – alasan tersebut juga dilihat oleh Anil Kumar selaku Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset
Management Indonesia. Menurutnya strategi tersebut dilakukan dalam upaya
menyerap pemasukan dari pendapatan pajak. Pernyataan tersebut juga dikuatkan
dengan catatan Direktorat Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa realisasi
penerimaan pajak per Maret 2017 mencapai Rp 222 triliun. Total tersebut naik
18% dari periode yang sama di tahun 2016 sebesar Rp 188 triliun.

Menurut
Made strategi pemerintah sudah baik dalam menekan intensitas penyerapan front loading. Hal tersebut baik dalam
mengantisipasi kenaikan yield di secondary market yang dipengaruhi dengan
jumlah penerbitan surat utang oleh pemerintah – jika terlalu agresif, tingkat
yield yang tinggi dapat menurunkan niat investor untuk berinvestasi. Sementara
pemerintah sedang memiliki banyak kebutuhan. Di saat lain, Anil mengingatkan kemungkinan
berkurangnya penerbitan obligasi jika pendapatan pajak meningkat namun
penyerapan anggaran tidak sesuai rencana. Diperkirakan oleh beliau yield SUN seri acuan tenor sepuluh tahun sebesar 7,25%-7,5% akhir tahun ini.
Prediksi Made sekitar 7,4%-7,8%. Berdasarkan lelang terakhir, rata-rata yield FR0059 bertenor sepuluh
tahun yang dimenangkan sebesar 7,09%.____Sumber

Berita Lainnya

Menanti Sabda Sri Mulyani – BI, Rupiah Bisa Happy Weekend?

Januari 24, 2025

Tasya Natalia, CNBC Indonesia 24 January 2025 08:17 Jakarta, CNBC Indonesia – Pergerakan rupiah kemarin Kamis (23/1/2025) berhasil menguat lagi ditopang efek […]

Aturan DHE Tak Bakal Bikin Eksportir Pusing, Ini Jaminan Pemerintah!

Januari 23, 2025

22 January 2025 18:10 Arrijal Rachman, CNBC Indonesia Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah menjamin kebijakan baru devisa hasil ekspor hasil […]

Berita Lainnya

Menanti Sabda Sri Mulyani – BI, Rupiah Bisa Happy Weekend?

Januari 24, 2025

Tasya Natalia, CNBC Indonesia 24 January 2025 08:17 Jakarta, CNBC Indonesia – Pergerakan rupiah kemarin Kamis (23/1/2025) berhasil menguat lagi ditopang efek […]

Aturan DHE Tak Bakal Bikin Eksportir Pusing, Ini Jaminan Pemerintah!

Januari 23, 2025

22 January 2025 18:10 Arrijal Rachman, CNBC Indonesia Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah menjamin kebijakan baru devisa hasil ekspor hasil […]

Scroll to Top