Jakarta – Beli Obligasi Ritel Indonesia
(ORI) kini bisa lewat pasar sekunder secara online dengan menggunakan platform
baru Electronic Trading Platform (ETP).
Dirjen Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risko
Kemenerian Keuangan, Robert Pakpahan, mengatakan penggunaan ETP untuk
memperdagangkan obligasi negara di pasar modal secara online dilakukan untuk
memperbanyak produk di bursa efek.
“Ini terobosan yang sudah cukup lama untuk
inisiatif pendalaman pasar. Adanya obligasi negara di ETP ini bukti bahwa
selalu ada perbaikan capital market kita,” jelas Robert di Bursa
Eefek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (6/4/2017).
Diungkapkannya, saat ini saja jumlah surat berharga
negara yang diperdagangkan di pasar sekunder jumlahnya mencapai 1.800 triliun.
“Jadi itu angka yang cukup banyak,
transaksi seharinya bisa Rp 15 triliun, bahkan bisa Rp 19 triliun. Jadi ini
sesuatu yang sangat signifikan untuk pasar modal kita. Dengan ETP, bisa speed up infomasi tentang obligasi seperti
imbal hasil dan transparansinya membuat decision making investor bisa dilakukan lebih
cepat,” ujar Robert.
Dia menjelaskan, saat ini baru ORI Seri 11, ORI
Seri 11, dan ORI Seri 13 dengan nilai Rp 68,3 triliun yang sudah bisa
diperdagangkan secara online dengan sistem ETP tersebut. Ke depan, jumlah surat
utang ritel pemerintah tersebut akan semakin bertambah.
Sementara itu, Direktur Utama BEI, Tito
Sulistio, mengungkapkan saat baru 6 bank dan perusahaan efek yang menyediakan
fasilitas ETP untuk perdagangan ETP obligasi negara tersebut. Selain itu,
pihaknya juga membuka surat utang swasta juga masuk ke sistem ETP.
“Ini (ORI) return bisa 10% loh, 1 lotnya itu Rp 1 juta,
jadi kalau 5 lot Rp 5 juta. Ini buat simpanan praktis dan aman karena dari
negara. Saat ini baru 6 partisipan, dan kita terbuka untuk yang tertarik.
Obligasi lain di luar ORI saatnya nanti juga bisa diperdagangkan,” ungkap
kata Tito.
(idr/ang)___Sumber