16 Apr 2021

Kebangkitan Ekonomi China Bakal Dongkrak Nilai Ekspor RI

News 298 views
Jakarta, CNN Indonesia -- 

Sejumlah pengamat menyatakan kebangkitan ekonomi China akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini menjadi sinyal bahwa pemulihan ekonomi di dalam negeri bisa dilakukan dengan cepat.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan dampak pertumbuhan ekonomi China akan langsung terada pada sisi ekspor. Permintaan dari Negeri Tirai Bambu otomatis meningkat, sehingga ekspor Indonesia ke China akan meningkat.

"Korelasi pertama bisa lihat dari sisi perdagangan. Kalau dilihat kontribusi ekspor Indonesia ke China itu 21 persen per Maret 2021, itu lebih tinggi kontribusinya daripada sebelum covid-19," ungkap Bhima kepada CNNIndonesia.com, Jumat (16/4).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas Indonesia ke China tercatat sebesar US$3,73 miliar per Maret 2021. Angka itu naik dari posisi Februari 2021 yang sebesar US$2,95 miliar.

"Kalau ekonomi China pulih, mereka butuh barang untuk industri manufaktur. Indonesia diuntungkan dengan ekspor yang lebih besar," ujar Bhima.

Bukan cuma itu, sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia juga akan lebih terjamin nantinya. Pasalnya, banyak proyek yang menggunakan pendanaan dari China.

"Ini juga bisa menjamin keberlangsungan proyek yang ada di Indonesia. Kalau pemulihan ekonomi China lebih cepat, artinya ada likuiditas yang meningkat di China," kata Bhima.

Selain itu, beberapa perusahaan rintisan (startup) Indonesia juga kerap mendapatkan pendanaan dari startup China. Sementara, pasar sempat khawatir pendanaan dari startup China ke Indonesia terganggu karena pandemi.

"Tapi setelah ekonomi China membaik, pendanaan untuk startup Indonesia akan meningkat. Startup Indonesia banyak yang terhubung dengan startup di China," terang Bhima.

Secara keseluruhan, Bhima menyebut setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi di China bisa berdampak pada ekonomi Indonesia sebesar 0,05 persen. Dengan demikian, dampak dari pertumbuhan ekonomi China akan terasa pada kuartal II 2021 dan kuartal III 2021.

Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan China merupakan mitra dagang utama Indonesia. Untuk itu, neraca perdagangan Indonesia berpotensi surplus hingga beberapa bulan ke depan.

"Tak hanya itu, kenaikan permintaan dari China juga akan mengerek harga komoditas, seperti batu bara. Hal ini akan menguntungkan industri batu bara di Indonesia. Ini ikut menyumbang ke perekonomian Indonesia," imbuh Yusuf.

Di sisi lain, pemerintah harus mengantisipasi banjirnya produk dari China ke Indonesia. Pasalnya, kenaikan ekspor Indonesia ke China juga akan beriringan dengan peningkatan ekspor China ke Indonesia.

"Mau tidak mau bersiap masuknya kembali produk-produk impor dari China," kata Yusuf.

Pemerintah, tambah dia, harus fokus pada peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Hal ini untuk mengantisipasi gempuran produk dari Negeri Tirai Bambu.

Diketahui, ekonomi China tumbuh hingga 18,3 persen pada kuartal I 2021. Angka ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tajam usai dihantam pandemi corona.

Mengutip AFP, ekonomi terbesar kedua di dunia itu adalah satu-satunya yang tumbuh positif pada 2020. Saat itu, pertumbuhan ekonomi China didukung oleh aktivitas industri dan ekspor yang lebih baik dari perkiraan ketika virus melanda pasar di seluruh dunia.

Juru bicara Biro Statistik Nasional Liu Aihua mengatakan lonjakan pertumbuhan ekonomi didorong oleh faktor-faktor yang tidak dapat dibandingkan seperti angka dasar yang rendah tahun lalu dan peningkatan hari kerja karena staf tetap bekerja selama liburan Tahun Baru Imlek.

Material Download
Helpdesk
021 5227674 sekretariat.himdasun@gmail.com