WASHINGTON, investor.id – Penutupan pemerintahan (government shutdown) yang akan terjadi dapat mencegah Federal Reserve menaikkan (Fed) suku bunga pada November, kata Bank of America.
Shutdown ini tidak hanya berpotensi memperlambat perekonomian dan menjadikan kenaikan suku bunga sebagai langkah yang salah. Namun kebuntuan yang berkepanjangan akan berarti para pembuat kebijakan bank sentral hanya memiliki akses terbatas terhadap data inflasi, terang bank investasi tersebut.
Pasalnya, lembaga-lembaga yang tidak memiliki dana seperti Departemen Tenaga Kerja dan Perdagangan tidak akan menghasilkan laporan data penting mengenai tren harga.
“Jika penutupan (shutdown) berlangsung selama satu bulan atau lebih, The Fed pada dasarnya tidak akan melakukan apa-apa pada pertemuan November, karena hanya mengetahui sedikit sekali mengenai aktivitas ekonomi dan tekanan harga sejak pertemuan September,” kata ekonom Bank of America asal AS, Aditya Bhave, dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC internasional, Kamis (21/9).
Meskipun Bhave mengatakan penutupan jangka panjang tidak diperkirakan terjadi, jika berlangsung lebih dari sebulan maka akan berdampak.
“Kami pikir tindakan yang bijaksana adalah dengan tetap menahan kebijakan The Fed pada November. Bisakah The Fed menaikkan suku bunga pada Desember? Hal ini sekali lagi merupakan sebuah kemungkinan yang kecil, namun kami pikir lompatan pada November kemungkinan besar berarti siklus kenaikan suku bunga telah berakhir, kecuali jika inflasi jelas-jelas kembali meningkat,” sambungnya.
The Fed sangat bergantung pada laporan dari Partai Buruh dan Perdagangan untuk mengukur inflasi.
Secara khusus, laporan ini berfokus pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi Commerce sebagai tolok ukur arah inflasi dalam jangka panjang. Indeks harga konsumen Partai Buruh adalah ukuran yang diikuti secara luas oleh masyarakat dan juga diperhitungkan dalam perhitungan The Fed.
Meskipun alat ini bukan satu-satunya alat pengukur inflasi yang digunakan oleh pejabat bank sentral, jika alat ini tidak digunakan pada November, hal ini akan mempersulit keputusan suku bunga.
Yang pasti, pasar berpikir The Fed sudah selesai melakukan hal tersebut.
Perkiraan harga di pasar berjangka dana fed fund (Fed fund futures) menunjukkan kemungkinan kurang dari 30% kenaikan suku bunga terakhir pada November, menurut ukuran FedWatch CME Group. Alat tersebut mengindikasikan bank sentral dapat mulai melakukan pemotongan pada Juni 2024.
Namun, Bank of America memperkirakan The Fed akan menyetujui satu kenaikan lagi, yang akan membawa suku bunga pinjaman utama ke kisaran target 5,5%-5,75%.
Bhave mengatakan jika penutupan hanya berlangsung beberapa minggu, The Fed akan memiliki cukup waktu untuk mengumpulkan data dan kemungkinan akan menaikkan suku bunga lagi. Meski demikian, ia juga mengatakan kenaikan suku bunga tidak akan terjadi jika inflasi terus moderat.
The Fed mengakhiri pertemuan dua harinya pada Rabu (20/9), dengan pasar sangat mengharapkan suku bunga tetap pada tingkat yang sama.