20 Dec 2016

Mengapa Penerbitan Obligasi dari Sektor Riil Masih Rendah?

News 682 views
Data dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan bahwa dalam penerbitan obligasi korporasi, sektor keuangan masih mendominasi. Sementara penerbitan obligasi dari sektor riil masih lemah. 

Hingga November 2016, institusi keuangan yang mendominasi penerbitan obligasi korporasi adalah bank dan perusahaan pembiayaan. Yakni, mencapai Rp 82,42 triliun atau 79,12 persen dari total penerbitan baru yang sebesar Rp 104,18 triliun.

Sementara itu, pada periode sama, institusi non-keuangan atau sektor riil menerbitkan obligasi korporasi senilai Rp 21,75 triliun, atau hanya 20,88 persen dari total penerbitan baru. 

Mengapa penerbitan obligasi sektor riil masih rendah? Ini jawabannya. 

Menurut Presiden Direktur Pefindo Salyadi Saputra, rendahnya penerbitan obligasi korporasi oleh sektor riil disebabkan pelaku usaha sektor ini lebih suka mencari pinjaman ke bank. 

Padahal, jika mereka mencari pembiayaan ke bank, maka tahapannya harus dua kali (dua tahap). Sebab, bank merupakan lembaga intermediary. 

"Kecilnya porsi dari sektor riil ini adalah tantangan," kata Salyadi di Jakarta, Selasa (20/12/2016). 

Dia berharap, di tahun depan sektor riil bisa meningkatkan porsi penerbitan obligasi korporasi. Dengan begitu, antara pemilik dana dengan pihak yang membutuhkan dana bisa langsung bertemu. 

Cetak Rekor

Dalam kesempatan yang sama, Salyadi menuturkan bahwa penerbitan obligasi korporasi tahun ini mencetak rekor tertinggi dalam sembilan tahun. 

Penerbitan obligasi baru mencapai Rp 104,18 triliun, sementara total obligasi beredar mencapai Rp 313,53 triliun. 

Sayangnya, lanjut Salyadi, perkembangan obligasi korporasi yang beredar di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Sebab, penetrasi obligasi korporasi di Indonesia masih rendah. 

"Rasio obligasi korporasi terhadap kredit bank Indonesia hanya 7,5 persen. Jauh lebih rendah dibandingkan Thailand (14,2 persen), Filipina (18,4 persen), dan Malaysia (47,5 persen)," kata Salyadi.

Alternatif Pendanaan

Sekadar informasi, obligasi merupakan alternatif bagi perusahaan mencari dana di pasar modal, selain dengan cara menerbitkan saham baru. 

Obligasi atau surat utang adalah efek yang sangat umum ditemukan dalam dunia keuangan. Proses penerbitan obligasi hampir sama dengan penerbitan saham. 

Pertama-tama, perusahaan yang akan menerbitkan obligasi menunjuk perusahaan efek yang memiliki izin sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE).

Selain itu, penerbitan obligasi harus disertai dengan rating dari lembaga rating yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Peringkat utang tersebut akan menentukan kupon obligasi yang diterbitkan. Semakin tinggi rating, maka semakin bagus surat utang yang diterbitkan. Sebab, hal itu mencerminkan tingkat risiko yang rendah. 

Pada umumnya, investor institusi hanya akan membeli obligasi dengan rating investment grade atau layak investasi.

sumber : kompas
Material Download
Helpdesk
021 5227674 sekretariat.himdasun@gmail.com