13 Oct 2020

Menebak Arah Bunga Acuan BI, Ditahan atau Diturunkan?

News 377 views
akarta - 

Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur bulanan, salah satunya adalah suku bunga acuan. Apakah bunga acuan BI akan ditahan atau malah diturunkan?

Ekonom memproyeksi bank sentral akan menahan suku bunga acuan. Hal ini karena BI akan memberikan kesempatan atau ruang untuk perbankan yang sedang menyesuaikan bunga.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan bank memang sedang menyesuaikan penurunan suku bunga acuan sebelumnya. Selain itu inflasi memang saat ini rendah dan tidak ada potensi terjadi lonjakan inflasi hingga akhir tahun.

"Artinya ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan. Tetapi BI harus juga mempertimbangkan aliran modal masuk dan kondisi nilai tukar," kata Piter, Selasa (13/10/2020).

Dia menyebutkan meskipun dalam satu minggu terakhir rupiah cukup mendapat support dan menguat, namun masih ada potensi pelemahan. "Saya kira BI mempertimbangkan potensi tekanan terhadap rupiah apabila penurunan suku bunga acuan terlalu cepat," jelasnya.

Ekonom PermataBank Josua Pardede memperkirakan BI menahan suku bunga kebijakan BI 7 days reverse repo rate di level 4%. Ini mempertimbangkan tingginya ketidakpastian eksternal yang masih mendorong keluarnya dana asing di pasar keuangan negara berkembang.

Selain itu volatilitas nilai tukar rupiah cenderung meningkat khususnya pada akhir September hingga awal Oktober.

"Sementara itu, investor asing masih membukukan net sell di pasar saham meskipun kepemilikan investor asing pada SBN cenderung meningkat dalam sebulan terakhir ini," jelasnya.

Selain itu BI juga mempertimbangkan aktivitas ekonomi khususnya sisi permintaan yang masih lemah terindikasi dari rendahnya inflasi tahunan yang dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang terbatas apalagi setelah Pemprov DKI Jakarta memperketat PSBB sejak pertengahan September hingga awal Oktober.

Penurunan suku bunga kebijakan BI saat ini belum akan terlalu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi yang lebih signifikan mengingat perilaku konsumsi masyarakat yang masih dipengaruhi oleh perkembangan kasus COVID-19 di dalam negeri.

Penurunan suku bunga acuan BI sebesar 100 bps sejak awal tahun ini belum berimplikasi pada peningkatan permintaan kredit perbankan. "Oleh sebab itu, BI masih akan mempertahankan suku bunga kebijakannya dan mengoptimalkan kebijakan quantitative easing serta bauran kebijakan lainnya untuk mendorong stabilitas nilai tukar rupiah," ujar dia.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Royke Tumilaar memproyeksi BI menahan bunga acuan. Senada dengan Royke, Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi juga memperkirakan bunga acuan akan ditahan.

"Saya kira masih akan ditahan. Karena kondisi keuangan secara makro maupun mikro masih cukup stabil," ujar dia.

Material Download
Helpdesk
021 5227674 sekretariat.himdasun@gmail.com