07 Oct 2020

IMF Lihat Peluang Ekonomi Tahun Ini Tak Seburuk Perkiraan

News 290 views
Jakarta, CNN Indonesia -- 

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memprediksi pelemahan ekonomi global tahun ini tidak akan separah yang dikhawatirkan. Namun, ia memperingatkan krisis akibat covid-19 di banyak negara masih jauh dari kata selesai.

"Gambaran hari ini tidak lebih mengerikan ... memungkinkan revisi untuk perkiraan ekonomi global 2020 sedikit membaik," ujarnya dalam pidatonya menjelang pertemuan musim gugur IMF-Bank Dunia minggu depan, seperti dilansir AFP, Selasa (6/10) .

Pada Juni lalu, IMF memprediksi PDB global akan terkontraksi hampir 5 persen karena pandemi. Namun hasil pada kuartal kedua dan ketiga lebih baik dari yang diharapkan.

Georgieva juga memuji "langkah kebijakan luar biasa" yang mencapai US$12 triliun dalam bentuk dukungan fiskal kepada rumah tangga dan perusahaan di berbagai negara.

Kendati demikian, dia mengingatkan pemerintah untuk tidak menarik bantuan yang telah mereka berikan secara prematur karena prospek tahun depan beragam dan penuh dengan ketidakpastian dan risiko.

"Setelah lebih dari satu juta kematian, bencana ini masih jauh dari selesai. Semua negara sekarang menghadapi apa yang saya sebut 'The Long Ascent' - pendakian sulit yang akan panjang, tidak rata, dan tidak pasti," kata Georgieva.

Di Amerika Serikat dan Eropa, menurutnya, penurunan ekonomi juga tidak seburuk yang dikhawatirkan para ekonom pada awalnya. Sementara itu, China sebagai negara pertama yang tersengat covid-19 memperlihatkan "pemulihan yang lebih cepat dari perkiraan."

Meski demikian, kondisi terpantau masih buruk di negara berpenghasilan rendah. Guncangan yang besar berisiko menyebabkan 'generasi hilang'.

"Sekarang ada juga risiko luka ekonomi yang parah akibat kehilangan pekerjaan, kebangkrutan, dan gangguan pendidikan," imbuhnya.

Hal ini lantaran negara-negara berpenghasilan rendah tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung pekerjaan dan bisnis, dan mereka akan membutuhkan bantuan untuk menangani beban hutang, termasuk melalui lebih banyak hibah dan restrukturisasi hutang.

Ia juga menyamakan krisis akibat covid-19 ini dengan krisis Perang Dunia II di mana para pemimpin harus "membangun dunia yang lebih baik pada saat yang paling buruk", dan menyerukan kepada pemerintah di berbagai negara untuk terus mendukung pekerja selama mungkin sembari mengeluarkan dana untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih baik dan adil.

"Di mana pandemi berlanjut, sangat penting untuk mempertahankan jalur kehidupan di seluruh perekonomian, untuk perusahaan dan pekerja," katanya.

Namun, Georgieva menilai, perekonomian dunia ke depan tidak bisa begitu saja dibangun kembali di tengah pertumbuhannya yang rendah, produktivitas rendah, ketimpangan yang tinggi, serta krisis iklim yang memburuk.

Oleh karena itu, ia menyerukan lebih banyak pengeluaran pemerintah untuk stimulus sektor usaha, terutama pada industri ramah lingkungan yang dapat menghasilkan lebih banyak lapangan kerja.

Dia merujuk pada laporan IMF Senin (5/10) lalu yang menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran satu persen dari PDB dapat menciptakan 33 juta pekerjaan baru.

"Ini akan membutuhkan rangsangan untuk penciptaan lapangan kerja, terutama dalam investasi hijau, dan melindungi dampaknya pada pekerja," katanya.


Material Download
Helpdesk
021 5227674 sekretariat.himdasun@gmail.com