26 Apr 2022

BRI Cetak Laba Rp12,22 Triliun di Kuartal 1 2022

News 454 views

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan capaian cemerlang pada kuartal pertama tahun 2022 dengan laba yang bertumbuh hingga 78,13 persen year-on-year (yoy) sebesar Rp12,22 triliun. Adapun aset BRI Group pada akhir Maret 2022 bertumbuh 8,99 persen yoy menjadi Rp1.650,28 triliun.
Direktur Utama BRI, Sunarso menyatakan, capaian tersebut tak lepas dari geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai core business BRI yang semakin aktif.

"Kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen yoy menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I 2022 sebesar 6,65 persen," kata Sunarso.

Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI bertumbuh sebesar 9,24 persen yoy dari Rp826,85 triliun pada akhir Maret 2021 menjadi Rp903,29 triliun pada akhir Maret 2022. Proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI pun terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95 persen. Sunarso menyebut, penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55 persen, segmen konsumer tumbuh 4,56 persen, serta segmen kecil dan menengah tumbuh 3,96 persen.

Selain itu, penyaluran kredit BRI tercatat di atas rata-rata industri perbankan nasional, dengan manajemen risiko yang baik. Hal itu tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang mencapai sebesar 3,09 persen pada akhir Maret 2022. Menurut Sunarso, angka ini tercatat menurun apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 3,30 persen.

Selanjutnya, kualitas kredit yang membaik juga disebabkan oleh restrukturisasi kredit terdampak covid yang saat ini terus menurun secara gradual. Hingga akhir kuartal I 2022, tercatat restrukturisasi kredit terdampak Covid sebesar Rp144,27 triliun, atau turun sebesar Rp103,75 triliun dibandingkan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp248,02 triliun.

Sunarso menjelaskan, BRI telah menyediakan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko ke depan dengan NPL Coverage sebesar 276,0 persen. Angka ini meningkat dibandingkan NPL Coverage pada akhir Maret 2021 sebesar 231,17 persen.

"Alasan BRI menyiapkan pencadangan yang sangat memadai tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian kondisi perekonomian ke depan, karena adanya perang Rusia-Ukraina, inflasi, serta potensi kenaikan suku bunga yang akan terus dilanjutkan oleh The Fed," papar Sunarso.

Tak sampai di sana, BRI juga mencatatkan kinerja positif dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang bertumbuh 7,39 persen hingga akhir Kuartal I 2022. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara yoy meningkat sebesar 15,99 persen dengan rincian pertumbuhan Giro sebesar 30,86 persen dan Tabungan 10,17 persen.

Secara umum, saat ini proporsi CASA BRI sebesar 63,63 persen, meningkat dibandingkan dengan CASA pada Kuartal I tahun lalu sebesar 58,91 persen. Kemampuan BRI untuk meningkatkan proporsi dana murah itu disebut berdampak positif bagi bisnis perseroan yang semakin efisien.

"Sebagai bagian dari Transformasi Struktur Liabilitas, BRI akan terus mendorong peningkatan proporsi CASA untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, diantaranya melalui transaction based product and services di segmen wholesale serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui BRImo," kata Sunarso.

Sunarso menambahkan, kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung oleh likuiditas memadai dan permodalan kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang tercatat sebesar 86,96 persen, dengan CAR 24,61 persen.

Sejalan, rasio efisiensi BRI juga terus membaik, dengan BOPO BRI pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar 69,34 persen, lebih rendah dibandingkan dengan BOPO periode yang sama tahun lalu sebesar 78,41 persen.

"Menurunnya BOPO ini tak lepas dari semangat efisiensi yang dilakukan oleh BRI, di antaranya melalui keberhasilan transformasi digital, membaiknya rasio kredit bermasalah, serta semakin meningkatnya proporsi CASA atau dana murah pada tubuh perseroan," ujar Sunarso.

Sunarso optimis, dengan fundamental yang semakin sehat, didukung strategic response yang tepat dan manajemen risiko yang baik, kinerja BRI akan melampaui kinerja sebelum masa pandemi sehingga sustainability kinerja dapat terjaga.


Material Download
Helpdesk
021 5227674 sekretariat.himdasun@gmail.com