28 Jan 2020

BI Siap Tekan Rupiah Jika Menguat Terlalu Kuat

News 391 views

Jakarta -

Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyebut jika penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor nasional.

Anggota komisi XI DPR Indah Kurnia mengungkapkan nilai tukar rupiah yang menguat justru akan memberi keuntungan untuk importir dan memberatkan eksportir. Namun, pemerintah juga ingin menggenjot ekspor untuk mengurangi defisit neraca perdagangan.

"Penguatan rupiah bagi importir adalah hal yang menggembirakan, namun eksportir mengeluh. Saya lihat kenaikan rupiah ini bukan semata-mata kinerja tetapi secara global kecenderungan dolar AS melemah," kata Indah di komisi XI, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Mengutip Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini tercatat Rp 13.612 menguat dibandingkan akhir pekan lalu Rp 13.632. Pada bulan ini rupiah telah menguat 2,07% dibanding awal bulan ini Rp 13.895.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan saat ini bank sentral terus menjaga kurs rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Menurut Perry BI juga akan melakukan intervensi jika terjadi penguatan yang terlalu tinggi.

"Kami biarkan mekanisme pasar, jika ada pergerakan yang tidak sejalan dan terlalu bergejolak. Kami tak segan stabilisasi rupiah baik spot, pembelian surat berharga negara (SBN), dengan domestic non deliverable forward (DNDF)," jelas dia.

Menurut dia, saat ini penguatan rupiah masih mendukung kegiatan perekonomian mulai dari investasi, impor, dan ekspor. Dia menjelaskan penguatan rupiah akan menekan penerimaan pada ekspor komoditas. Sebaliknya, penguatan rupiah akan mendorong penerimaan ekspor manufaktur.

"Tapi jika ekspor manufaktur justru akan meningkat, sebab biaya produksi lebih rendah dan kompetitif. Oleh karena itu, ekspor elektronik garment, komoditas mesin, ini akan meningkat," jelas dia.

Material Download
Helpdesk
021 5227674 sekretariat.himdasun@gmail.com